advertisement
Menikmati Sejuk dan Syahdunya Candi Arjuna - Jika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, datanglah juga ke sebuah situs sejarah di sana, yaitu Candi Arjuna. Candi Arjuna yang terletak di Dataran Tinggi Dieng ini merupakan candi berlatar belakang Hindu yang dibangun pada abad ke-7. Sejuknya cuaca di sana, berpadu dengan pemandangan pegunungan yang hijau semakin membuat candi ini menjulang tinggi dengan syahdu dan kalem menceritakan kejadian yang pernah disaksikannya. Jangan salah, komplek Candi Arjuna ternyata adalah candi berlatar belakang Hindu yang paling tua yang pernah ditemukan di Pulau Jawa.
Candi tempat pemujaan Dewa Penghancur, dewa Siwa ini dibangun pada tahun 809 Masehi. Diketahui sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa karena ditemukan lingga dan Yoni yang berada di bagian dalam candi utama di komplek Candi Arjuna ini. Ditemukannya beberapa arca yaitu Arca Ganesha, Arca Agastya, dan Dewi Durga juga memperkuat dugaan tersebut. Kini arca-arca tersebut disimpan di dalam Museum Kailasa.Pada komplek Candi Arjuna ini juga terdapat sebuah rekonstruksi dari Dharmasala, yang merupakan tempat peristirahatan peziarah saat ada perayaan agama Hindu.
Candi tempat pemujaan Dewa Penghancur, dewa Siwa ini dibangun pada tahun 809 Masehi. Diketahui sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa karena ditemukan lingga dan Yoni yang berada di bagian dalam candi utama di komplek Candi Arjuna ini. Ditemukannya beberapa arca yaitu Arca Ganesha, Arca Agastya, dan Dewi Durga juga memperkuat dugaan tersebut. Kini arca-arca tersebut disimpan di dalam Museum Kailasa.Pada komplek Candi Arjuna ini juga terdapat sebuah rekonstruksi dari Dharmasala, yang merupakan tempat peristirahatan peziarah saat ada perayaan agama Hindu.
Di dalam komplek Candi Arjuna sendiri terdapat 5 candi, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Arjuna. Terbuat dari batuan andesit, candi-candi tersebut tidak memiliki banyak relief yang terlihat. Hanya ditemukan relief yang menggambarkan tiga Dewa Trimurti, yaitu Wisnu, Brahma dan Siwa pada Candi Srikandi. Jika dilihat, komponen utama candi di kawasan Dieng disebut Kudu. Struktur bangunan candinya pun memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar bangunan. Bagian kaki candi sebagai lambang 'bhurloka' yang berarti dunia manusia, lalu bagian tubuh atau tengah bagunan candi sebagai lambang 'bhuwarloka' yang diartikan sebagai dunia para manusia yang disucikan, dan bagian atas atau atap candi sebagai lambang 'swarloka' yang berarti dunia para dewa.
Berbeda dengan beberapa candi yang ditemukan oleh kebangsaan Belanda, komplek candi yang satu ini ditemukan oleh seorang tentara Inggirs bernama Van Kinsbergen pada tahun 1814. Pertama kali ditemukan, komplek candi ini masih terendam air rawa-rawa, tidak seperti candi-candi kebanyakan yang terkubur tanah saat pertama kali ditemukan. Nama 'Arjuna' sendiri sebenarnya tidak jelas asal muasalnya, hanya saja semua candi dalam komplek ini dinamakan sesuai tokoh dalam wayang, yaitu Arjuna sebagai tokoh dan candi utama, ada Semar, Puntadewa, Sembadra dan Srikandi.
Berbeda dengan beberapa candi yang ditemukan oleh kebangsaan Belanda, komplek candi yang satu ini ditemukan oleh seorang tentara Inggirs bernama Van Kinsbergen pada tahun 1814. Pertama kali ditemukan, komplek candi ini masih terendam air rawa-rawa, tidak seperti candi-candi kebanyakan yang terkubur tanah saat pertama kali ditemukan. Nama 'Arjuna' sendiri sebenarnya tidak jelas asal muasalnya, hanya saja semua candi dalam komplek ini dinamakan sesuai tokoh dalam wayang, yaitu Arjuna sebagai tokoh dan candi utama, ada Semar, Puntadewa, Sembadra dan Srikandi.
Komplek Candi Arjuna merupakan salah satu komplek candi yang ditemukan di Dataran Tinggi Dieng. Sebenarnya ada 19 komplek candi yang ditemukan di sana, namun yang kini masih utuh berdiri hanya 8 komplek candi. Anda bisa berkeliling ke komplek candi lainnya yang masih berada dalam kawasan yang sama seperti komplek Candi Arjuna.Daya tarik lain yang dapat membuat Anda semakin mengilhami sejarah yang diceritakan di sini adalah atraksi tradisional Tarian Rampak Yarso Pringgondani. Atraksi ini menceritakan tentang seorang ksatria Pringgondani yang melawan kejahatan. Kejahatan ini dilambangkan lewat raksasa atau buto. Atraksi yang dipertunjukkan oleh warga setempat ini bermakna dalam untuk warga Dieng. Konon katanya tarian ini melambangkan kebersamaan, kesetiaan, rasa peduli dan tolong menolong untuk mencapai kehidupan yang selamat, damai, serta penuh berkah.
Selain Candi Arjuna, Anda juga bisa mengunjungi candi-candi tetangga seperti Candi Bima, yang terbesar di Dataran Tinggi Dieng, Candi Gatotkaca atau Candi Dwarawati. Nah, untuk melihat candi bersejarah dengan latar belakang pegunungan yang hijau dan asri, serta cuaca yang sangat sejuk ini, Anda cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp 10,000 per orang. Candi Arjuna dibuka dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.
advertisement
Tag :
wisata sejarah
0 Komentar untuk "Menikmati Sejuk dan Syahdunya Candi Arjuna"