advertisement
Menapaki Jejak Sejarah Nusantara di Candi Banyunibo - Salah satu bukti sejarah Nusantara yang berada di tanah Jawa, tepatnya di Yogyakarta adalah Candi Banyunibo. Candi mungil dan terpencil ini adalah sebuah bagian dari bukti sejarah Nusantara, tepatnya merupakan peninggalan dari masa kerajaan Mataram Kuno. Candi yang dikelilingi oleh persawahan warga setempat ini berada di desa Bokoharjo, tepatnya di dusun Cepit dan berada di kabupaten Sleman. Candi Banyunibo berada tidak jauh dari komplek Candi Ratu Boko serta Candi Prambanan yang terkenal. Anda bisa menyambangi candi ini dari Candi Prambanan dengan mengikuti papan penunjuk jalan dari sana dan berkendara sejauh 5 km.
Tempatnya yang berada di tengah-tengah sawah menjadikan candi ini terpencil dan tidak dikunjungi banyak wisatawan, terutama karena tidak ada transportasi umum yang melewati Candi Banyunibo. Jadi jika ingin menikmati kemegahan candi ini, Anda harus membawa kendaraan pribadi. Ditemukan pertama kali di tahun 1940, candi ini kemudian dipugar selama beberapa tahun dan baru selesai sempurna 38 tahun kemudian, atau pada tahun 1978. Candi ini berada dalam kondisi runtuh saat pertama kali ditemukan, seperti candi-candi pada umumnya karena sudah termakan zaman.
Tempatnya yang berada di tengah-tengah sawah menjadikan candi ini terpencil dan tidak dikunjungi banyak wisatawan, terutama karena tidak ada transportasi umum yang melewati Candi Banyunibo. Jadi jika ingin menikmati kemegahan candi ini, Anda harus membawa kendaraan pribadi. Ditemukan pertama kali di tahun 1940, candi ini kemudian dipugar selama beberapa tahun dan baru selesai sempurna 38 tahun kemudian, atau pada tahun 1978. Candi ini berada dalam kondisi runtuh saat pertama kali ditemukan, seperti candi-candi pada umumnya karena sudah termakan zaman.
Candi Banyunibo dibangun pada abad ke-9, tepatnya pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Candi ini berlatar belakang agama Budha, dilihat dari sebuah stupa yang terdapat di bagian atap bangunan candi. Selain itu, ditemukan juga relief pada bangunan candi yang menggambarkan Hariti. Hariti adalah dewi kesuburan dalam ajaran agama Budha. Selain dewi Hariti, digambarkan juga anak-anak yang mengelilinginya, serta suami Hariti, Vaisravana, yang sedang dalam posisi duduk. Sebelum memasuki bangunan candi, Anda akan disambut oleh sebuah tangga masuk ke dalam bangunan candi serta relief seekor singa yang terletak di pintu masuk candi. Tangga serta pintu masuk candi ini dihasi dengan ukiran kala makara atau kepala raksasa.
Di kedua sisi pintunya terdapat masing-masing satu relung yang diukir dengan gambar Tara, sedangkan pada relung di dinding luar bangunan diukir dengan gambar Boddhisatva. Bangunan Candi Banyunibo memiliki denah bangunan berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 15 m x 14m, dan berdiri menjulang setinggi 14 m ditambah tinggi kaki candi yaitu 2,5 m. Anda bisa menemukan sebuah jalur di sekeliling Candi Banyunibo yang dipakai untuk ritual keagamaan Budha. Selain itu, Anda juga bisa mendapati berdirinya enam buah perwara atau candi pendamping, yaitu tiga buah di sebelah selatan, dan tiga buah lainnya di sebelah timur.
Di kedua sisi pintunya terdapat masing-masing satu relung yang diukir dengan gambar Tara, sedangkan pada relung di dinding luar bangunan diukir dengan gambar Boddhisatva. Bangunan Candi Banyunibo memiliki denah bangunan berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 15 m x 14m, dan berdiri menjulang setinggi 14 m ditambah tinggi kaki candi yaitu 2,5 m. Anda bisa menemukan sebuah jalur di sekeliling Candi Banyunibo yang dipakai untuk ritual keagamaan Budha. Selain itu, Anda juga bisa mendapati berdirinya enam buah perwara atau candi pendamping, yaitu tiga buah di sebelah selatan, dan tiga buah lainnya di sebelah timur.
Nama Banyunibo merupakan kata-kata dalam bahasa Jawa, yang memiliki arti 'air yang menetes'. Tidak diketahui asal muasal dinamakannya candi ini sebagai candi dengan 'air yang menetes', karena tidak ditemukan sumber air atau tetesan air di sekitar Candi Banyunibo. Namun memang terdapat beberapa jalawadra atau saluran air yang terpasang di tiap sisi candi, kecuali di sisi barat candi. Saluran air ini berhiaskan kala makara atau kepala raksasa di tiap sisi candi tadi.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan saksi bisu sejarah Nusantara di dataran yang sejuk, asri serta tenang, Anda wajib mengunjungi Candi Banyunibo ini. Karena terpencil, Anda tidak akan menemukan banyak wisatawan yang berkunjung ke sini, sehingga suasana di sana akan sepi, tenang, dengan semilir angin yang sejuk. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk masuk ke Candi Banyunibo, karena tiket masuknya gratis tanpa biaya apa pun.
advertisement
Tag :
wisata sejarah
0 Komentar untuk "Menapaki Jejak Sejarah Nusantara di Candi Banyunibo"