Mengagumi Warisan Budaya Wayang di Museum Wayang Jakarta

advertisement

Mengagumi Warisan Budaya Wayang di Museum Wayang Jakarta - Wayang adalah sebuah warisan budaya Indonesia yang telah diakui secara internasional oleh UNESCO pada 7 November 2003 sebagai warisan dunia dari Indonesia. Warisan budaya Indonesia yang satu ini dapat Anda kunjungi museum khususnya yaitu Museum Wayang di Jakarta. Salah satu museum yang ada di kawasan Kota Tua Batavia ini berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara nomor 27, Jakarta Kota. Di sini Anda bisa melihat berbagai jenis dan bentuk wayang yang datang dari seluruh Indonesia serta mancanegara. Wayang yang dipamerkan di sini terbuat dari kayu, kulit, maupun bahan lainnya. Selain itu, Anda dapat melihat boneka-boneka yang berasal dari berbagai belahan dunia, seperti Suriname,Thailand,Vietnam,Kolombia, India, Tiongkok, dan Eropa yang berupa wayang rumput, wayang kardus, wayang beber, wayang golek,wayang janur, wayang kulit, topeng,dan gamelan.

Museum ini sendiri melewati sejarah panjang hingga menjadi Museum Wayang seperti sekarang. Bangunan museum ini sebelumnya adalah sebuah gereja yang didirikan oleh VOC tahun 1640 dengan nama “de oude Hollandsche Kerk”. Namun gereja yang dipakai orang-orang berkebangsaan Belanda di Indonesia ini hancur pada tahun 1808 akibat gempa dan dibangun kembali pada tahun 1921 dengan gaya Neo Renaissance yang berfungsi sebagai gudang perusahaan Geo Wehry and Co.

Kemudian pada tahun 1938, gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda, lalu pada tahun 1939 gedung ini dibuka sebagai Museum Batavia dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.Pada tahun 1957, museum ini diserahkan kepada lembaga Kebudayaan Indonesia (lKI) yang lalu diganti namanya menjadi Museum Jakarta lama. lalu pada tanggal 17 September 1962, museum ini diserahkan pada Dekdipbud yang kini menjadi Kemenbudpar, dan kemudian diserahkan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 23 Juni 1968 dan dijadikan Museum Wayang. Hingga pada tanggal 13 Agustus 1975, museum ini diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang waktu itu sedang menjabat, Ali Sadikin.

Wayang berasal dari kata 'bayang-bayang'. Maksud 'bayang-bayang' di sini adalah wayang yang awalnya memang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan roh leluhur atau nenek moyang dengan dalang sebagai perantaranya. Museum Wayang hingga kini memiliki koleksi sekitar 5.147 wayang yang bentuk dan coraknya beragam dan berasal dari berbagai kawasan di Indonesia seperti Sunda, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Selain dari dalam negeri, ada juga koleksi dari luar negeri seperti dari Malaysia, Vietnam,Thailand,India, Kamboja,Amerika, Suriname,Inggris, dan Perancis. Selain koleksi wayang, di sini Anda juga bisa melihat seluruh perlengkapan lengkap perwayangan. Mulai dari alat penerangan yang digunakan untuk membuat bayangan di belakang layar atau yang disebut sebagai Lampu Blencong, dan ada juga instrumen pengiring perwayangan seperti alat musik gamelan dan panggung boneka.

Bagi Anda yang masih penasaran, Anda dapat menyaksikan simulasi pembuatan wayang golek, kulit serta peragaan karawitan. Selain itu, ada beberapa kegiatan yang rutin yang bisa Anda ikuti. Salah satunya adalah pagelaran wayang pada minggu kedua dan ketiga tiap bulan. Ada juga pagelaran wayang kulit Purwa di minggu terakhir setiap bulannya. Pekan Museum Wayang, penyuluhan Museum Wayang ke sekolah-sekolah di DKI Jakarta, penelitian wayang, layanan pagelaran wayang, dan lomba melukis serta lomba mewarnai wayang bagi pelajar adalah kegiatan lain yang diadakan oleh Museum Wayang ini. Jika Anda ingin mengunjungi museum ini, Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 600 untuk anak-anak, Rp 1,000 untuk mahasiswa, dan Rp 2,000 untuk dewasa. Sama seperti museum lainnya, museum ini buka dari Selasa-Minggu dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore. Museum tutup pada hari Senin dan hari libur nasional.
advertisement
0 Komentar untuk "Mengagumi Warisan Budaya Wayang di Museum Wayang Jakarta"

Back To Top