Menelusuri Jejak Sejarah Nusantara: Museum Bank Indonesia

advertisement

Menelusuri Jejak Sejarah Nusantara: Museum Bank Indonesia - Jangan malas mengunjungi museum yang menyimpan harta karun ilmu dan wawasan tentang sejarah bangsa ini hingga dapat seperti sekarang. Ada lebih dari 50 museum di Jakarta yang bisa Anda pilih beberapa untuk dikunjungi di akhir pekan ini. Namun jangan pergi berkunjung di hari Senin, karena kebanyakan museum tutup pada hari Senin. Nah, salah satu museum yang patut Anda kunjungi di Jakarta adalah Museum Bank Indonesia. Museum ini akan memperluas wawasan Anda tentang sejarah perbankan di Indonesia. Ya, museum ini akan banyak mengulas tentang salah satu benda terdekat Anda di tiap harinya, buku tabungan dan bank ATM! Museum Bank Indonesia menempati sebuah bangunan tua yang dulunya merupakan sebuah rumah sakit bernama Binnen Hospital, yang lalu diambil alih oleh De Javasche Bank (DJB) pada tahun 1828. lalu pada tahun 1953, bank tersebut dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau Bank Indonesia.

Bangunan ini lalu sempat digunakan sebagai kantor BI, hingga pada tahun 1962 kantor BI pindah ke gedung yang baru. Sempat kosong dan tidak terpakai selama puluhan tahun, akhirnya pada tahun 2009, bangunan ini resmi dibuka sebagai Museum Bank Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Museum Bank Indonesia ini dibuka untuk umum dengan tujuan menyajikan informasi yang berkaitan dengan Bank Indonesia sebagai bank sentral dari sebelum kemunculannya.

Bangunan Museum Bank Indonesia terdiri dari dua lantai, namun yang banyak dipakai untuk pameran hanya pada lantai dua. Sebelum masuk museum, Anda diperkenankan untuk menitipkan barang bawaan selain dompet, ponsel dan kamera. Di awal kedatangan Anda ke dalam museum, Anda akan disambut oleh ruangan transisi yang merupakan ruangan gelap dengan tirai-tirai biru. Seharusnya Anda dapat menikmati permainan interaktif di mana akan muncul koin bertebangan yang jika 'tertangkap' akan muncul informasi mengenai mata uang tersebut. Namun sayangnya fasilitas umum ini bernasib buruk karena dirusak tangan-tangan jahil pengunjung. Setelah itu Anda akan memasuki sebuah teater kecil yang menceritakan aktivitas prerdagangan di Indonesia selama era pra-Eropa mendarat di Nusantara. Dari sini Anda bisa mengambil kesimpulan bahwa perdagangan rempah-rempahlah yang menjadi cikal bakal berdirinya perbankan di Indonesia. Anda juga dapat melihat beberapa foto penjelajah dunia yang pernah datang ke Nusantara. Dari ruangan pra Bank Indonesia tadi, Anda akan berjalan ke ruang sejarah Bank Indonesia.

Di sini Anda akan melihat proses sejarah munculnya Bank Indonesia mulai dari De Javasche Bank hingga tahun 2005. Sejarah Bank Indonesia di sini dibagi menjadi tiga bagian yaitu moneter, perbankan dan sistem pembayaran fungsi serta sejarah institusi. Dalam ruang ini, Anda bisa menggunakan fasilitas mesin informasi yang menggunakan sistem touch screen. Keluar dari ruang sejarah Bank Indonesia, Anda bisa beristirahat di sebuah selasar yang disediakan, atau berfoto di photobooth dengan background uang pecahan Rp 10,000. Anda juga bisa mengunjungi ruang penyimpanan cadangan emas yang tentu saja merupakan replika namun mirip seperti aslinya. Ruang terakhir yang dapat Anda kunjungi adalah ruang Numismatik. Di dalam ruangan ini, Anda dapat menemukan berbagai informasi tentang sejarah alat pertukaran serta mata uang Indonesia melalui booth multimedia dengan mesin otomatis sistem touch screen.

Jika Anda ingin membeli oleh-oleh dari Museum Bank Indonesia ini, tersedia kios buku dan toko cinderamata. Anda bisa mengunjungi museum ini pada hari Selasa hingga hari Minggu, pukul 8 pagi sampai 2.30 siang di hari Selasa-Kamis, pukul 8 pagi sampai 11 siang di hari Jumat, dan pukul 9 pagi sampai 4 sore di hari Sabtu-Minggu. Sedangkan pada hari Senin dan hari libur nasional, museum ini tutup. Anda bisa memperoleh semua wawasan dan pengalaman tadi tanpa biaya sepeser pun alias gratis, karena dibiayai oleh pemerintah Indonesia.
advertisement
0 Komentar untuk "Menelusuri Jejak Sejarah Nusantara: Museum Bank Indonesia"

Back To Top